Jadi Petugas Antar Dokumen Super Kilat Ke Jakarta
Ini cuma sedikit ceritaku minggu lalu ketika menjadi petugas antar dokumen super kilat ke Jakarta. Ga usah terlalu serius bacanya, tak tulis cuma buat cerita aja. Haha.
***
“Mas kris besok siap ya..” ucap pak Markus.
“Siap apa ya pak?” balasku.
“Siap-siap ke Jakarta antar dokumen, karena deadlinenya tanggal 1 Februari.” jawab pak Markus.
Dengan rasa sedikit malas, aku cuma tersenyum dan menjawab dengan lirih.
“Ya pak..”
DRAMA CARI TIKET
Berselang sehari setelah diskusi itu, drama mulai terjadi. Tepatnya ketika akan mencari tiket pesawat.
“Mas kris, besok mau berangkat sama pulang pakai pesawat jam berapa ya?” tanya Bu Lusi
“Waduh bu, saya ikut aja. Yang penting bisa sampai Senayan jam 10 bu. Sebelum jumatan. Kalau bisa sih turun halim saja .” Jawabku.
“Ya, nanti saya carikan yang jam 6 atau jam 7 pagi.”
Ketika masalah tiket berangkat selesai dan aku dapat penerbangan jam 7.40 WIB menggunakan maskapai Batik Air, maka kegalauan mulai datang ketika mencari tiket pulang.
“Mas, pulangnya jadi jam berapa?” Bu Lusi kembali bertanya.
“Sebenarnya jam 1 siang aja bu kalau ada. Lewat Halim lagi aja gpp. Tapi kalau mau carikan dari cengkareng ya jam 2 atau jam 3 aja.” jawabku.
“Oke mas, saya coba carikan. Nanti saya hubungi lagi…”
Beberapa waktu setelah itu, aku kembali dihubungi Bu Lusi.
“Waduh mas, ga ada yang siang. Adanya jam 5 sore pakai sriwijaya atau jam 6 sore pakai Lion dari Cengkareng”
Pasti mikir dong..
Lha tugas kali ini kan cuma antar dokumen ke Senayan, terus pulang. Kalau pulang sore, siangnya mau ngapain di Jakarta. Pasti capek di jalan doang.
Akhirnya aku jawab.
“Ehm.. oke lah bu kalau adanya itu. Aku pake yang jam 5 aja. ” ujarku
“Oke tunggu mas saya pesankan.”
Dan.. ternyata hasilnya semacam PHP. Aku ga dapat tiket sriwijaya. Pilihan satu-satunya cuma dapat penerbangan jam 6 sore.
Karena sudah tidak ada pilihan lagi. Aku mengiyakan untuk pulang menggunakan Lion air jam 6 sore dari Soekarno Hatta.
Tiket sudah ditangan, langsung web check in sambil mikir.. besok ngapain abis anter dokumen ke senayan? Jangan sampai ngegembel di Jakarta. Harus bisa manfaatin waktu dengan nyusun itinerary yang pas.. Biar ga kelamaan nunggu di bandara.
BERANGKAT JAKARTA
Jumat pagi (1/2/2019) jam 6 pagi aku sudah sampai Bandara Adisucipto.
Sebelum masuk bandara pak markus sudah menunggu dengan membawakan dokumen yang akan aku bawa ke gedung D Kemenristekdikti yang ada di Senayan.
“Semoga lancar ya mas.. ” ujar pak markus.
“Amin pak.” jawabku.
Setelah itu aku langsung masuk ke Gate 5, tanpa ngantri tiket. (Karena udah cetak e-ticket dari rumah).
Buat info aja. Berdasarkan pengalamanku selama terbang pakai pesawat Lion Group. Kalau penerbangan pagi itu antrian di loket tiketnya pasti selalu panjang dan penuh.
Dulu aku sempat dapat pengalaman buruk, pernah sampai dipanggil buat boarding gara-gara masih antri di loket. Padahal antrinya hampir 1 jam. Makanya malas antri, mending ngeprint sendiri langsung masuk gate. Wkwk
Seperti biasa, kalau penerbangan pagi itu enaknya pasti jarang delay. Pesawat yang akan mengantarkanku ke Jakarta terbang sesuai jadwal.
Penerbangan kali ini sangat menyenangkan. Ya, cuaca cerah membuat pemandangan dari dalam pesawat terlihat sangat indah dan memesona.
SAMPAI JAKARTA
Pesawat yang aku tumpangi mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 08.50 WIB.
Melihat waktu masih cukup oke dan sangat memungkinkan sesuai target sampai di Senayan jam 10 pagi. Aku langsung antri Taksi Bandara.
Kali ini aku diantarkan oleh Pak Dadi. Seorang bapak paruh baya asal pemalang yang sudah cukup lama merantau di Jakarta.
Saking asiknya mengobrol dengan pak Dadi, tidak terasa jika Gedung D Kemenristekdikti sudah di depan mata. Aku turun di Lobi gedung dan langsung naik ke lantai 7 untuk menyerahkan dokumen.
Keluar dari gedung D aku melihat jam, ternyata masih jam 10 kurang sedikit, tepatnya pukul 09.50 WIB.
“WTF, sesuai jadwal. Terus penake piye kie” batinku.
WASTING TIME
Kali ini aku beneran bingung mau ngapain. Kalau biasanya aku ke Jakarta kasih kabar ke temen yang memang kerja di ibukota, maka kali ini aku coba tidak menghubungi siapa-siapa.
Rasanya ya cuma pengen flashback waktu dulu kerja di Jakarta. Cuma kali ini waktunya tanggung.
Aku punya beberapa rencana dan sempat menyusun itinerary untuk mengantisipasi banyaknya waktu luang. Namun akhirnya aku mengurungkan niat, karena badan rasanya kurang fit.
Naik Busway
Selepas selesai mengantar dokumen di senayan. Hal pertama yang terlintas adalah pengen naik bus transjakarta lagi. Tujuannya mana masih dipikirkan. Bisa jadi sampai monas, atau mungkin bisa sampai kota tua, transit Harmoni.
Kalau jamanku kerja di Jakarta dulu, naik transjakarta itu bayarnya cash, tapi sekarang ternyata ga bisa. Harus pakai kartu elektronik.
Berhubung ga punya kartunya, ya aku harus beli tuh. Kalau ga salah sih harganya 35 ribu dengan saldo 20 ribu.
Setelah masuk halte, aku akhirnya memutuskan untuk ambil arah Kota. Ada kemungkinan turun di Sarinah atau Bank Indonesia. Itung-itung nostalgia, soalnya sempat lama kerja di gedung Jaya.Wkwk
Bus gandeng warna biru tujuan Kota pun datang. Dengan santai aku masuk ke dalam bus dan langsung duduk.
Tiba-tiba petugas di dalam bus teriak
“Mas, itu kursi buat Cewek. Pindah ke belakang ya“
Anjrit, mana aku tau sekarang ada pembatas kursi untuk cewek sama cowok di bus transjakarta. Sambil agak malu, aku pindah ke kursi bagian belakang.
“Ehm, ternyata perubahan Jakarta lumayan banyak ya.” pikirku saat itu.
Sambil menikmati perjalanan naik busway, aku akhirnya turun di halte Bank Indonesia dan selanjutkan melanjutkan jalan di sekitar sana sekaligus cari makan siang.
Pikiranku saat itu, kalau turun di BI kan ga jauh kalau mau ke Sarinah atau ke Monas. Haha.. Jadi enak aja jalannya..
PULANG JOGJA
Tidak terasa hujan turun dengan deras dan waktu menunjukkan hampir jam 1 siang.
Berhubung cuaca juga kurang oke, aku memutuskan untuk langsung pergi ke Stasiun BNI City untuk naik kereta bandara menuju Bandara Soekarno Hatta.
Seperti biasa, hujan membuat perjalananku menuju Stasiun BNI City sedikit tersendat karena macet.
“Untung ga di kejar waktu. Boarding time jam stengah 6 sore, paling sampai Bandara jam 3an” batinku.
Ya, lagi-lagi setiap sampai stasiun BNI City aku selalu beruntung. Ga perlu waktu lama untuk nunggu kereta Bandara datang.
Kali ini aku cuma menunggu 5 menit setelah beli tiket. Jadi ya, sudah pasti akan banyak waktu terbuang di Soekarno Hatta.
Tapi karena memang badan kurang oke dan mulai lelah, aku rasa menunggu di Bandara bukan hal yang buruk.
Kereta yang mengantarkanku ke Bandara tiba sekitar pukul 13.51 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Stasiun Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 14.45 WIB.
Karena kereta bandara berhenti di antara terminal 1 dan 2, sedangkan kali ini aku berangkat dari Terminal 1A, maka mau tidak mau lanjut pakai Skytrain atau Kalayang.
Setibanya di terminal 1A, aku langsung cari tempat makan sambil membuang waktu tunggu yang masih lumayan. Setelah selesai makan aku lanjut cetak tiket dan langsung Check In.
Tidak terasa panggilan untuk naik ke Pesawat tiba juga. Walaupun sebelumnya sempat terkena delay sekitar 15 menit.
Hujan yang sudah berhenti dan cuaca cukup baik juga seakan mengobati rasa lelah untuk hari ini. Senja memerah hadir memanjakan mata seolah ingin berkata.
“Akulah senja setelah hujan, selamat menikmati keindahanku dan semoga selamat sampai tujuan.” Hehe..
***
Ya mungkin itu sedikit cerita yang ga penting dari pengalamanku antar dokumen ke Jakarta pada hari jumat (1/2/2109). Meskipun lelah, hidup itu hanya perlu dijalani dan dinikmati. Karena pengalaman hari ini akan menjadi cerita di masa depan.
weleh seru juga ya mas kris , lajon jogja – jakarta – jogja..
emejing wagelaseh tenan, gak kebayang capeknya walo pake pesawat
Io om.. kalau yang bikin capek kie cuma waktu perjalanan di Jakarta.. bikin males..
weleh seru juga ya mas kris , lajon jogja – jakarta – jogja..
emejing wagelaseh tenan, gak kebayang capeknya walo pake pesawat
Io om.. kalau yang bikin capek kie cuma waktu perjalanan di Jakarta.. bikin males..