Divi Themes Bermasalah, Awal Dari Perubahan Tampilan Blog
Membuat 2018 Sebagai Tahun Yang Simple dan Sederhana
Jika teman-teman sering berkunjung ke blogku, mungkin akan menemukan sesuatu hal yang baru dari sisi tampilan laman blog. Ya, perubahan menjadi salah satu hal yang sengaja kulakukan untuk rumah dari cerita-cerita yang akan kutuliskan.
Sebelumnya mungkin ada yang belum tahu tampilan blogku sebelum ini. Jadi, singkatnya pada tahun 2017 lalu aku lebih banyak menggunakan template Divi dari elegantthemes.com. Sebagai informasi, dengan menggunakan themes divi aku bisa lebih leluasa dalam berkreasi ketika menuliskan artikel.
Sejak awal memilih menggunakan Divi Themes, aku memang sudah memasang peringatan terhadap diri sendiri dan bertanya sampai sejauh mana aku bisa bertahan menggunakan themes tersebut. Dan akhirnya peringatan itu datang di akhir tahun 2017.
Tanda-tanda untuk berhenti menggunakan Divi Themes bermula ketika beberapa fitur yang ada pada themes sudah mulai tidak dapat digunakan. Pemicunya ternyata berasal dari update wordpress yang kulakukan. Ya, entah hanya diriku saja yang mengalaminya atau ada teman lain yang juga mengalami hal yang sama.
Pertama
Jadi ketika diriku melakukan update wordpress ke versi 4.9, Aku tidak dapat lagi mengubah color pickers default pallete dan juga Background Color.
Parah, beneran.. Divi Themes tidak dapat berjalan baik dalam pengaturan background color itu rasanya mending ga usah pakai Divi Themes lah. Itulah salah satu peringatan awal dari keputusanku untuk meninggalkan Divi Themes yang sebenarnya cukup menyenangkan dan membuat situs terlihat menarik dan interaktif.
Kedua
Dengan menggunakan Divi Themes, maka butuh ekstra waktu untuk melakukan update artikel. Kenapa? karena untuk melakukan posting kita perlu terlebih dahulu membuat draft artikel, memikirkan tampilan desain akan dibuat bagaimana, kemudian kita harus menyusun tata letak dan section yang sesuai. Ya, begitulah adanya Divi themes. Dan karena permasalahan pertama untuk melakukan tata letak dan desain saja sulit, maka semangatku untuk menggunakan Divi Themes pun menjadi menurun.
Ketiga
Walaupun secara themes telah responsive, namun Divi Themes tidak terlalu baik jika diintegrasikan dengan plugin AMP (Accelerated Mobile Pages).
Accelerated Mobile Pages Project – www.ampproject.orgMenurutku dengan adanya dukungan dari AMP, situs kita akan semakin membuat visitor tetap nyaman berkunjung ke tempat kita. Bahkan banyak yang mengatakan jika jaman sekarang itu hampir sebagian besar traffic ke situs web datangnya dari mobile devices.
Ya, itulah kenyataannya. Mungkin sudah saatnya aku kembali memikirkan kualitas dan konsistensi konten daripada tampilan. Hehe.
Keempat
Divi Themes itu berat dan lambat secara respon. Wajar, karena themes tersebut menggunakan banyak sekali animasi dan juga membutuhkan banyak gambar pendukung untuk setiap artikelnya.
Jika para kuis hunter atau pejuang lomba blog, mungkin themes ini sering dijadikan sebagai alat untuk membuat penyedia lomba tertarik. Dan itu juga yang pernah kulakukan beberapa waktu lalu.
Sayang, loading yang berat dan nilai yang buruk alias rendah di beberapa situs pengecekan kecepatan situs seperti GTMetrix, Tools Pingdom hingga PageSpeed Insight milik google sendiri menjadi bukti bahwa divi themes kurang cocok jika digunakan untuk blogging.
***
Ok, kita lanjut..
Permasalahan demi permasalahan yang kualami ketika menulis artikel menggunakan Divi Themes akhirnya benar-benar kusudahi di penghujung tahun.
Simple, bersih namun komunikatif menjadi salah satu harapan yang bisa kuberikan kepada para pengunjung blog di awal tahun 2018. Akhirnya aku memilih untuk menggunakan tampilan seperti yang kugunakan sekarang.
Tampilan dengan warna dasar putih yang hanya memiliki 1 featured image slider dengan 5 post artikel blogpost di tambah dengan beberapa widget di sidebar. Ya, tampilan blog yang memang menjadi ciri khas para blogger pada umumnya.
Walaupun terlihat simple, namun ada beberapa hal yang membuatku cukup senang dengan blogku sekarang.
Pertama
Loading situs menjadi cepat. Bahkan ketika aku melakukan pengecekan di situs GTMetrix, tools pingdom, serta page speed insight, hasilnya cukup memuaskan.
Kedua
Blogku sekarang bisa diintegrasikan dengan AMP, salah satu hal yang tidak dapat kulakukan sebelumnya.
Ketiga
Aku bisa menulis draft artikel dengan menggunakan aplikasi WordPress Mobile di smartphone. Ya, salah satu artikel yang saya tulis menggunakan wordpress mobile adalah artikel yang kamu baca ini.
Keempat
Tampil sederhana ternyata lebih menyenangkan daripada harus membuat sesuatu yang rumit dan seringkali menyulitkan diri sendiri.
Terakhir,
Di balik kesederhanaan tampilan dan fitur yang blogku gunakan di tahun 2018 ini, aku berharap dapat konsisten untuk terus menuliskan artikel-artikel minimal 4 artikel tiap bulan dan aku publish setiap hari senin.
Semoga semuanya dapat dimudahkan dan diberikan kelancaran. Amin.
Masalahku selain themes lebih ke loading blog, soale pluginku full armor e hahaha
ia mas.. itulah keunggulan dari WordPress yang kadang membuat penggunanya jadi keenakan dan ga nyadar kalau plugin yang di pakai banyak banget dan membebani proses loading dari blognya sendiri.. hehe
Ada saran nggak mas tempat nyari template clean dan simpel begini?
Kalau aku sih lebih suka pakai MyThemeshop… 😀
terima kasih infonya
untung keburu baca artikel ini
tadinya aku mau pakai themplate divi
aku terlanjur pake divi, apakah kalo ganti template website akan turun?
makasih infonya gan
Maksudnya turun bagaimana ya? yang saya tau kalau ganti template nanti tampilan sebelumnya yang sudah pakai divi akan rusak dan kurang bagus.. 😀