Ini Cerita Proses Kelahiran Keenan, My Baby Boy
Setelah sebelumnya aku sudah menuliskan detik-detik kelahiran anak pertama kami Aileen. Kali ini aku mau melanjutkan ukiran kenangan dari kelahiran anak kedua kami yang bernama Keenan.
Proses persalinan setiap anak itu berbeda. Kadang ada yang mudah, kadang pula ada yang susah sehingga menghabiskan banyak waktu. Dan itulah salah satu perbedaan dari proses persalinan Aileen dan Keenan.
Walaupun demikian semua prosesnya itu selalu memberikan cerita yang sangat menarik dan layak untuk dikenang seumur hidup.
Nah, ini sedikit cerita kronologis detik-detik anak kedua kami lahir di bulan Februari 2016 lalu.
***
KETUBAN PECAH
[02.00]
Istriku terbangun karena ketuban telah pecah. Aku sedikit panik dan berpikir jika ketuban sudah pecah, maka harus segera dibawa ke rumah sakit agar tidak membahayakan istri dan anakku. (Jangan sampai air ketuban habis, anak masih di dalam perut) – itu pikiranku dulu.
Karena memang sudah mendekati HPL, maka kami sudah mempersiapkan pakaian dan barang-barang kebutuhan persalinan sejak hari senin (21/02/2016). Kami melakukan hal tersebut karena belajar dari pengalaman saat persalinan pertama dulu.
Sehingga saat ketuban pecah, kami langsung berangkat ke Rumah Sakit.
Oh iya, Aileen tidak tahu kalau saat itu ayah dan mamanya sudah ada di rumah sakit. Sebelum berangkat kami cuma titip pesan ke eyangnya agar Aileen tetap masuk ke Daycare.
SAMPAI RUMAH SAKIT
[02.30 – 03.00]
Sekitar pukul 02.30 kami tiba di IGD Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Berhubung ketuban sudah pecah, istriku tidak terlalu lama berada di IGD. Ia hanya diperiksa sebentar oleh suster yang bertugas saat itu dan langsung dibawa ke ruang persalinan.
[03.20]
Setibanya di ruang ruang tindakan, istriku diperiksa oleh bidan jaga. Hasilnya masih bukaan 1.
Ehm, lumayan panik tuh.. Karena aku berfikir jika masih cukup lama sampai bukaan penuh, padahal ketuban sudah pecah.
[05.00]
Hampir 2 jam berselang, Istriku kembali diperiksa dan rupanya masih bukaan 2.
Aku mencoba untuk tenang, walaupun tetap kuatir karena “ketuban pecah”.
[06.00]
Dokter istriku (dr. Lusiana Irine) menelpon bidan jaga. Ia meminta untuk melakukan rekam jantung untuk melihat kondisi bayi.
Puji Tuhan, kondisi bayi dan ibunya masih cukup baik. Namun hingga saat ini belum ada kemajuan dalam proses pembukaan, masih bukaan 2.
[08.00]
Tante yang sudah dikabari oleh mama datang melihat kondisi Istriku sambil kembali melakukan pengecekan denyut jantung. Hasilnya kondisi bayi masih baik dan denyut jantung masih teratur.
Namun lagi-lagi belum ada kemajuan dalam hal pembukaan. Masih bukaan 2.
Mendengar kondisi tersebut, orang tua kami yang sebelumnya ada di RS setelah mengantar Aileen Daycare akhirnya memutusan untuk pulang.
“Paling lahirnya nanti sore” kata kakungnya Aileen.
[09.00]
Akhirnya Dokter Lusi datang dan memeriksa serta memberi beberapa informasi. Salah satu informasinya terkait dengan kemungkinan akan diberikan obat untuk memacu ibu dan juga si bayi agar dapat semakin membuat jalan lebih cepat terbuka.
Selain itu, dokter juga mengatakan jika ketika di pacu masih belum berhasil, maka mau tidak mau harus dilakukan tindakan operasi sesar.
MASUK RUANG BERSALIN
[09.30]
Mulai di pindah ke kamar bersalin. Bidan yang berjaga pun akhirnya memasang infus yang berisi cairan untuk memacu proses persalinan. (sepertinya ini yang namanya di induksi via injeksi lewat infus)
[10.00]
Setelah dipacu rupanya masih saja belum menujukkan kemajuan, masih ada di bukaan 2.
Melihat kondisi itu, aku sedikit sedih dan mulai sedikit terbayang proses kelahiran anak pertama kami dulu. Bagaimana istriku berjuang lebih dari 20 jam lamanya.
[11.00]
Satu jam setelah dipacu, efek obat sepertinya mulai terasa.. Kontraksi yang dialami istriku semakin cepat dan sering. Pembukaan pun mulai bertambah menjadi 4.
[11.30]
Dari pembukaan 4, Istriku semakin merasa kesakitan karena kontraksi semakin sering. Melihat kondisi istriku tersebut, aku mencoba memanggil bidan jaga dan kemudian diperiksa.
Hasil pemeriksaan itu menunjukkan jika saat ini proses sudah kembali naik menjadi pembukaan 6.
[12.00]
Istriku meminta untuk memanggilkan tantenya yang memang sedang berjaga.
Tante mencoba menghubungi dr. Lusi lewat telpon, ternyata dokter sedang berada di perjalanan menuju rumah sakit. Namun kondisi istriku saat itu sudah semakin merasa mules dan seperti ingin B-A-B.
Dengan terus berkomunikasi dengan dr. Lusi lewat telepon dan akhirnya tante bilang biar proses persalinannya dilakukan oleh dirinya dan bidan yang jaga saat itu. Menurut tante, jika menunggu dokter sampai RS, waktunya tidak cukup.
Melihat kondisi istriku yang sudah kesakitan, aku mengiyakan permintaan tante yang akan mengambil alih proses persalinan yang sebelumnya direncanakan oleh dokter.
AKHIRNYA LAHIR
[12.35]
Karena sebelumnya aku mendampingi dari dalam ruangan, pada persalinan kali ini, aku juga kembali memberanikan diri untuk menemani istriku saat mendekati bukaan penuh.
Setelah berjuang sekitar 30 menit, akhirnya my baby boy lahir melalui proses persalinan normal dengan panjang 49cm dan berat sekitar 2,8kg.
Lagi-lagi tante langsung yang membantu proses persalinan anak kedua kami.
KAKAK AILEEN DATANG KE RUMAH SAKIT
Setelah anak kedua lahir, aku menghubungi keluarga. Dan kebetulan Aileen sama kakung-utinya juga sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit dari daycare.
Aku ingat betul ekspresi Aileen ketika ia tiba di depan kamar bersalin. Aileen yang digendong oleh kakungnya terlihat bingung sambil mengamati perut mamanya yang kempes.
Dengan sedikit rasa senang aku menggendong Ailen sambil menunjuk ke arah bayi yang ada di dekat mamanya sambil berkata kalau adek sudah lahir.
***
Mungkin itu sedikit cerita tentang proses kelahiran anak kedua kami yang berjenis kelamin laki-laki dan kami beri nama Alexander Keenan Dikaracetta.
Kalau ada yang tanya kenapa harus “Keenan“? nah kalau ini sebenarnya karena novel dan film “Perahu Kertas”.. pasti tau kan kenapa? Istriku senang sama Perahu Kertas.
Secara arti, nama Keenan sendiri memiliki banyak arti seperti Tajam (Inggris) dan Kuno (Irlandia). Namun kami memilih nama tersebut karena Keenan memiliki karakter yang kuat yakni penuh gairah, senang bertemu orang baru, mandiri, kritis, kreatif dan penuh ide.
Sedangkan Dikaracetta merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa sansekerta “Kara” yang berarti “Cahaya” dan “Cetta” yang berarti “berpengetahuan luas“.
Dengan nama ini, kami cuma bisa berdoa agar putra kami dapat menjadi cahaya bagi orang lain dan tetap berpengetahuan luas namun tetap penuh gairah, kritis, mandiri dan kreatif.
Selamat datang Keenan, terima kasih telah melengkapi keluarga kecil kami. Mari kita tumbuh dan berkembang bersama untuk menjalani proses kehidupan ini.
Amin..